Memasuki era milinium ketiga, bangsa kita tengah dilanda oleh krisis berantai, baik dari krisis moneter, ekonomi, politik, sosial, hingga budaya. Banyak ahli mengatakan bahwa puncak dari seluruh krisis ini adalah krisis moral dan spiritual. Sehingga tidak heran bila kerap terjadi aneka kejadian baik dari segi kekerasan, ketidakadilan, tindak kriminal, peyalahangunaan obat-obatan, dan prilaku negatif dan destruktif yang mengakibatkan terciptanya lingkungan yang sangat merugikan bagi proses pendidikan.
Didalam perjalannya, pendidikan pesantren mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat karena konsep pendidikan yang diterapkan memberikan konstribusi kepada masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan pendidikan pesantren bukan hanya sebatas transformasi ilmu dan pengajaran, akan tetapi lebih dari itu yaitu transformasi hidup dan kehidupan. Pendidikan pesantren sebagaimana yang dikatakan Zamaksyari Dohfier, “Pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang, dan keagungan duniawi tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata merupakan kewajiban dan pengabdian hambanya kepada Tuhan.”
Pendidikan dipesantren dilaksanakan selama 24 jam sehingga dapat membentuk sikap dan prilaku sehari-hari karena sebagai filosofi pendidikan Pondok yaitu “segala sesuatu yang dialami santri baik apa yang dilihat, didengar, diperhatikan, dirasakan dan dikerjakan santri adalah pendidikan.” Sehingga tidak heran bila pendidikan pesantren menjadi benteng pertahanan umat Islam, sehingga tidak salah bila orang tua memutuskan pendidikan pesantren menjadi pendidikan bagi putra-putrinya.
Beberapa pendapat dari tokoh dan orang tua tentang kenapa harus ke pesantren:
KH. Hasan Abdullah Sahal, (Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor) Ponorogo, 16 Juli 2016.
“Kalau mau punya anak bermental kuat, orang tua-nya harus lebih kuat, punya anak itu jangan hanya sekedar sholeh tapi juga bermanfaat untuk ummat, orang tua harus perjuang lebih ikhlas.. ikhlas.. ikhlas.. anak-anak mu di Pondok Pesantren gak akan mati karena kelaparan, gak akan bodoh karena gak ikut les ini dan itu, gak akan terbelakang karena gak pegang “gadget”Insya Allah anakmu akan dijaga langsung oleh Allah karena sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Al-Qur`an, yakin,, yakin,, harus yakin.
Lebih baik kamu menangis karena berpisah sementara dengan anakmu, karena menuntut ilmu agama dari pada kamu nanti, yen wes tuwo nangis karena anak-anakmu lalai urusan akhirat, kakean mikir ndunyi, rebutan bondo, pamer rupo, lali surgo (kalau sudah tua menangis karena anak-anakmu lalai terhadap urusan akhirat, kebanyakan memikirikan urusan dunia, berebut harta, pamer rupa wajah, lupa surga).“
Suryadarma Ali (Mantan Menteri Agama)
“Ditengah arus komunikasi global, sistem pendidikan pesantren bisa menjadi penyeimbang antara kekuatan intelektual dan moral generasi bangsa. Kalau kita lihat secara seksama beberapa kasus yang terjadi didunia pendidikan telah menunjukkan terjadinya pegeseran moral akibat kebebasan demokrasi dan sosial politik ‘tidak sedikit kasus mahasiswa melawan dosen, murid melawan guru, namun belum kita dengar santri melawan ustadz’. Pembangunan karakter yang ada didalam pendidikan pesantren bisa menepis berbagai akses negatif dari perkembangan teknologi dan komunikasi, sehingga pendidikan karakter perlu dikembangkan secaara terus-menerus dilakukan dalam pendidikan pesantren.”
KH. Nur Iskandar SQ, (Pengasuh pondok Pesantren Assidiqiyyah Jakarta)
(disampaikan pada pelantikan dewan pengurus cabang Majelis Silaturrahmi Kyai dan Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia (MSKP3I) di Pondok Al-Hasaniyah)
“Keberadaan pesantren di era sekarang sangatlah dibutuhkan, apalagi Indonesia sedang dilanda tragedi moral. Dekadensi moral yang melanda Indonesia sudah saatnya dihentikan dengan campur tangan dari orang-orang pesantren, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang berfungsi guna mencetak kader bangsa yang agamis, cerdas, baik dan berbudi pekerti luhur. Pendidikan pesantren mengarah kepada pembentukan akhlak anak-anak menjadi baik, karena dengan pondasi akhlak yang terpuji dan baik, ketika dewasa mereka akan mengabdi kepada bangsa dan negeri ini dengan kebaikan hati, tidak dengan akal pikiran gelap yang diliputi oleh hawa nafsu duniawi.”
Bunda Dede Syarifah (Guru TK di Yayasan Ummul Quro – Bogor Jawa Barat)
“Perlunya bekal pendidikan Agama yang baik, kokoh dan lurus bagi anak sehingga Pesantren menjadi salah satu tempat yang kondusif dalam penerapan disiplin yang baik, apalagi perkembangan zaman dan pergaulan yang sangat mengkhawatirkan“
Bapak Ubaid Amir (Wiraswasta Bandung Jawa Barat)
Bapak Joniasyah Syamsuddin (Karyawan Swasta Depok Jawa Barat)
“Pendidikan dan pengajaran di Pesantren sangat memprioritaskan pembentukan dan perbaikan akhlak yang berlandaskan pada Al-Qur`an dan Sunnah, membentuk karakter muslim dan muslimah yang mandiri, bertanggung jawab dan mempunyai kepedulian yang tinggi“
Nah dari pemaparan diatas, ayah dan bunda pasti juga memiliki pendapat yang berbeda tentang kenapa anak zaman now harus ke Pesantren, tapi bagi penulis, pesantren menjadi tempat terbaik bagi pendidikan anak dalam upaya membangun pondasi spiritual dan karakter anak yang insya Allah akan bermanfaat dimasa depan kelak.
bagi yang ingin memiliki buku kenapa anak zaman now harus kepesantren atau mau konsultasi seputar dunia pesantren silahkan hubungi http://wa.me/087889983338